MASIH ADA versi Lain

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sebetulnya blog yang ini seingat saya sudah jauh lebih lama saya rencanakan dibuat, tetapi karena ada kesibukan lain yang harus diprioritaskan sehingga blog ini terlantar. Sekarang melihatnya kosong tanpa isi rasanya tidak tega juga, maka jadilah blog yang ini saya isi dalam versi lain.

Saya sering menemukan tulisan berharga dalam perjalanan blogwalking saya dan sering saya posting ulang berupa catatan di akun facebook saya dengan harapan dapat dirasakan juga manfaatnya oleh saudara-saudara saya yang lain. Dalam kesempatan lain jika saya menemukan inspirasi pribadi, saya coba juga mengekspresikannya lewat catatan-catatan tersebut. Nah daripada blog ini kosong nampaknya lebih baik saya isi saja sebagian dengan catatan-catatan yang ada di akun facebook saya. Jadi jika anda adalah diantara teman saya di facebook, mudah-mudahan saja tidak bosan kalau kebetulan menemukan catatan yang sama di sini.

Tentu saja karena sebenarnya saya masih awam dalam urusan tulis menulis, disana-sini pastilah masih banyak kekurangan. Mengutip kata-kata Pak Akhmad Sudrajat guru virtual saya bahwa menulis itu sebuah keterampilan yang bisa diasah melalui seringnya aktivitas tersebut dilakukan, maka saya memberanikan diri mencoba memulainya. Daripada punya keinginan menjadi penulis yang bagus tapi tidak pernah berani memulainya. Oleh sebab itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran dari anda pengunjung yang budiman, demi perbaikan tulisan-tulisan saya berikutnya.

و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Senin, 08 Agustus 2011

Sebuah Renungan :" Ketika Seorang Ibu Menangis "


"Seorang anak bertanya pada Tuhannya :" Ya Allah mengapa ibuku suka menangis ?, Allah SWT menjawab :     "Karena ibumu seorang "WANITA", AKU ciptakan ia sebagai mahkluk yg sangat istimewa, AKU kuatkan bahunya tuk menjaga putra-putrinya, AKU lembutkan hatinya untuk memberikan rasa aman, AKU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia, AKU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah. AKU beri dia rasa sensitif agar tetap dapat mencintai putra-putrinya dalam keadaan apa pun. AKU kuatkan batinnya agar tetap dapat menyayangi meski disakiti oleh putra-putrinya atau oleh suaminya sekali pun. AKU beri dia kekuatan untuk dapat mendorong suami dan putra-putrinya agar dapat belajar dari kesalahan-kesalahan. AKU beri dia keindahan untuk dapat melindungi batin suami dan putra-putrinya. Ibumu adalah mahkluk yang sangat kuat, jika suatu saat kau melihatnya menangis itu karena AKU beri dia air mata yang bisa dia gunakan untuk membasuh luka batinnya sekaligus untuk memberinya KEKUATAN". (Dari sms seorang sohib pada salah seorang sohibnya yang sedang membutuhkan bahan "Perenungan")